Psychatter

Psychatter

chatting for better understanding

2-Minute Read

Autism

Autisme adalah salah satu kondisi mental individu yang banyak diperbincangkan, kendati banyak juga disalahmengerti. Sejak usia dini, individu dengan autisme menunjukkan pola perilaku yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya, misalnya kesulitan dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain, dan minat yang sangat spesifik dan repetitif terhadap suatu obyek. Pola perilaku ini menetap hingga individu dewasa dan menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari, namun sebenarnya dapat dikelola melalui terapi atau rekayasa tertentu di lingkungan individu.

Berdasarkan DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition), individu dapat menerima diagnosis Autisme bila menunjukkan pola perilaku berikut ini:

  1. Memiliki kekurangan dalam komunikasi dan interaksi sosial di berbagai konteks, misalnya tidak dapat melakukan interaksi sosial dan emosional secara timbal balik, berbagi minat atau perasaan, atau tidak dapat memulai dan berespon terhadap interaksi sosial.

  2. Memiliki kekurangan dalam komunikasi nonverbal yang menunjang interaksi sosial, misalnya komunikasi verbal dan nonverbal tidak terintegrasi, kontak mata yang tidak sesuai, tidak dapat memahami dan menggunakan gerakan atau bahasa tubuh, serta tidak menunjukkan ekspresi wajah dan nonverbal yang sesuai.

  3. Pola perilaku tersebut muncul sejak usia dini.

  4. Pola perilaku tersebut menyebabkan gangguan sosial, pekerjaan, atau fungsi penting sehari-hari lainnya.

  5. Pola perilaku ini tidak disebabkan oleh disabilitas intelektual atau gangguan perkembangan secara menyeluruh. Meskipun begitu disabilitas intelektual dan autisme dapat muncul secara komorbid.

Berikut adalah beberapa mitos tentang Autisme yang sering muncul dan fakta di baliknya:

Mitos Fakta
Autisme adalah penyakit Autisme adalah gangguan perkembangan neurologis yang dibawa sejak lahir. Autisme tidak dapat disembuhkan dengan obat, namun dapat dikelola dengan terapi yang tepat
Individu dengan autisme tidak memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi Individu dengan autisme memiliki kesulitan untuk menempatkan diri dalam bersosialisasi, namun tetap memiliki perasaan dan kebutuhan untuk menjalin relasi dengan orang lain
Autisme disebabkan oleh vaksin Anggapan ini disebarkan melalui satu eksperimen oleh Andrew Wakefield yang tidak dapat direplikasi
Individu dengan autisme memiliki kecerdasan tinggi Semua orang memiliki kemampuan belajar yang berbeda. Memang terdapat sebagian kecil dari populasi individu dengan autisme yang memiliki kemampuan luar biasa (savant) namun sangat terbatas pada topik atau minat tertentu
Autisme makin banyak ditemukan sekarang dibandingkan beberapa dekade lalu Lebih banyak individu menerima diagnosis Autisme bukan berarti kondisi ini tidak terjadi di masa lalu. Seiring munculnya kesadaran akan Autisme, makin banyak pula individu yang didiagnosis dan mendapat penanganan
Individu dengan autisme tidak bisa mandiri Dengan diagnosis dan terapi yang tepat, individu dapat belajar untuk mengelola simtom yang dimiliki dan berintegrasi di masyarakat umum

Recent Posts

Categories