
Jerman adalah salah satu negara yang menerapkan perawatan kesehatan universal dan setiap penduduk di Jerman wajib memiliki asuransi kesehatan. Layanan perawatan kesehatan di Jerman tidak hanya mencakup kesehatan fisik, melainkan juga kesehatan mental. Data yang dirilis oleh AXA – salah satu asuransi kesehatan di Jerman – menunjukkan sekitar sepertiga populasi individu dewasa di Jerman pernah mengalami masalah kesehatan mental, misalnya depresi, fobia, gangguan makan, atau penyalahgunaan narkotika. Masalah kesehatan mental juga dapat dialami oleh diaspora Indonesia di Jerman. Baik mahasiswa, anggota keluarga maupun pekerja asal Indonesia yang tinggal di Jerman dapat mengakses layanan kesehatan mental di Jerman.
Patut diperhatikan sebelumnya bahwa Jerman adalah negara federal, yang berarti setiap negara bagian memiliki regulasi masing-masing yang bisa jadi berbeda dengan negara bagian lainnya. Panduan yang tertulis di artikel ini merupakan informasi umum yang dapat menjadi informasi awal bagi pembaca. Pembaca dapat mencari informasi lanjutan tentang layanan yang tersedia di negara bagian tempat tinggalnya.
Langkah Awal Mendapatkan Layanan Kesehatan Mental di Jerman
Keluhan kesehatan mental umumnya disertai oleh simtom fisik yang menetap dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Gangguan makan, gangguan tidur, merasa lelah berkepanjangan, merasa marah tanpa sebab yang jelas, sulit berkonsentrasi, tidak mampu mengatasi stres, hingga terus menerus berpikir untuk bunuh diri adalah beberapa di antaranya. Penting bagi individu yang mengalaminya untuk membedakan apakah simtom-simtom fisik tersebut diakibatkan oleh infeksi atau cedera fisik, atau akibat pola pikir, relasi sosial, dan kebiasaan tertentu yang tidak adaptif.
Langkah pertama yang disarankan adalah mengunjungi dokter keluarga atau Hausarzt atau Kinderarzt untuk pasien anak. Hausarzt adalah dokter umum yang memberikan perawatan medis dasar dan akan merujuk pasien ke dokter spesialis bila diperlukan. Layanan pemeriksaan medis seperti cek darah, cek infeksi atau skrining kesehatan lainnya bisa didapatkan di praktek Hausarzt. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Hausarzt akan memberi resep obat yang sesuai atau memberikan surat keterangan sakit agar pasien bisa mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari dan berfokus pada stabilisasi kondisi kesehatannya.
Individu yang mengalami keluhan kesehatan mental bisa langsung menghubungi psikoterapis untuk membuat janji temu untuk konsultasi. Untuk mencari layanan psikoterapi yang tersedia di domisilinya, pasien bisa menghubungi 116117 lewat telepon atau mengakses www.116117.de lewat internet. Layanan ini disediakan oleh asuransi kesehatan wajib dan tidak dikenakan biaya. Pasien akan mendapatkan janji temu konsultasi dengan psikoterapis yang dekat dengan tempat tinggalnya. Dari konsultasi tersebut, pasien akan menerima rekomendasi jenis psikoterapi yang dapat membantunya. Namun begitu patut diperhatikan bahwa terdapat beberapa hal yang mempersulit mendapatkan janji temu dengan psikoterapis: keterbatasan jumlah psikoterapis yang dekat dengan tempat tinggal pasien, kesulitan dalam berkomunikasi dengan bahasa Jerman atau ketidakcocokan personal antara pasien dan psikoterapis bisa menjadi beberapa faktor di antaranya. Oleh karena itu konsultasi awal ke Hausarzt disarankan karena kemudahan aksesnya dibandingkan psikoterapis.
Langkah Penanganan Lanjutan
Bila pemeriksaan medis tidak bisa menjelaskan keluhan pasien, Hausarzt akan merujuk pasien ke psikiater. Psikiater adalah dokter spesialis kejiwaan yang menangani gangguan emosional dan perilaku. Berdasarkan proses pemeriksaan lanjutan, psikiater akan memberikan diagnosis gangguan kesehatan yang dialami pasien dan memberikan terapi farmakologis dengan obat-obatan bila diperlukan. Patut diperhatikan bahwa mendapatkan janji temu dengan psikiater bisa jadi tidak semudah akses ke Hausarzt dan pasien harus menunggu beberapa minggu sebelumnya. Untungnya terapi dengan obat-obatan dapat juga diresepkan dalam periode terbatas oleh Hausarzt. Hal ini penting untuk dilakukan, terutama untuk stabilisasi bila kondisi gangguan cukup parah. Namun terapi farmakologis dalam jangka panjang tetap harus dilakukan di bawah pengawasan psikiater.
Di samping itu terapi psikologis penting dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan mental secara jangka panjang. Psikoterapi di Jerman dilakukan oleh psikolog yang telah menjalani minimal lima tahun pelatihan psikoterapi klinis setelah menuntaskan studi master. Terdapat empat orientasi psikoterapi yang pembiayaannya ditanggung oleh asuransi kesehatan wajib: psikoanalisis, psikodinamis, terapi kognitif-perilaku, dan terapi sistemik. Pasien dapat memilih psikoterapis yang sesuai dengan kebutuhannya. Pada sesi konsultasi awal, psikoterapis juga akan memberi masukan apakah orientasi terapinya sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien.
Masalah kesehatan mental dapat ditelaah dari berbagai perspektif. Psikoanalisis berfokus memahami konflik masa lalu yang membatasi perkembangan kepribadian yang sehat. Hampir mirip dengan psikoanalisis, terapi psikodinamis mengeksplorasi konflik di masa lalu untuk membuat sasaran perubahan yang konkrit di masa kini. Berbeda dengan kedua orientasi sebelumnya, terapi kognitif-perilaku berusaha untuk memahami proses pembelajaran yang membentuk pola pikir dan perilaku yang kini tidak adaptif pada pasien. Tidak hanya berfokus pada pasien secara individual, terapi sistemik berusaha untuk memahami pola relasi sosial pasien yang mempengaruhi masalah pasien pada saat ini.
Tidak semua psikoterapis di Jerman menerima pembiayaan lewat asuransi kesehatan sehingga pasien harus membayar mandiri. Biaya yang dibayarkan oleh pasien bisa digantikan oleh asuransi, namun pasien harus mengontak asuransi kesehatannya untuk menjelaskan hal tersebut, misalnya karena tidak adanya atau lamanya waktu tunggu di praktek psikoterapis yang pembiayaannya ditanggung asuransi kesehatan. Terdapat pula psikoterapis yang tidak berpraktek dengan menggunakan orientasi terapi yang diakui oleh asuransi kesehatan wajib, misalnya psikoterapi dengan orientasi teori Gestalt atau Logoterapi. Terapi berbasis teori-teori tersebut tidak dibiayai oleh asuransi kesehatan.
Alternatif Layanan Kesehatan Mental
Di samping berbagai layanan kesehatan mental di atas, individu juga dapat mencari Beratungsstelle atau institusi yang menyediakan layanan konsultasi untuk masalah tertentu. Misalnya bagi mahasiswa yang mengalami masalah akademis dapat menghubungi Studienberatung di kampusnya. Bagi orangtua yang anaknya mengalami masalah tumbuh kembang emosional dapat menanyakan informasi tentang Erziehungsberatungsstelle di sekolah atau kantor administrasi di domisili masing-masing. Informasi yang didapat dari layanan konsultasi bisa jadi menyelesaikan sebagian masalah yang dihadapi individu.
Self-help group atau Selbsthilfegruppe dapat pula menjadi alternatif. Kelompok ini umumnya diorganisir oleh individu penyintas yang pernah mengalami masalah tertentu, misalnya depresi, kecemasan, atau ketergantungan dengan alkohol. Dalam kelompok tersebut, individu dapat mengumpulkan informasi dan melihat sendiri bahwa ada orang lain yang mengalami masalah serupa dan mampu mengatasinya. Hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri dibandingkan dengan membicarakan masalah kesehatan mental dengan orang lain yang belum tentu pernah mengalaminya sendiri.
Bahasa dan Akses Layanan Kesehatan Mental
Bahasa memainkan peranan penting dalam pelayanan kesehatan, baik dalam proses diagnosis maupun terapi. Ekspresi diri jauh lebih mudah dilakukan saat berbicara dengan bahasa ibu dibandingkan dengan bahasa kedua atau ketiga. Apalagi berbicara tentang hal yang emosional seringkali sulit untuk dilakukan bila harus mencari padanan kata dalam bahasa lain. Hal inilah yang bisa membuat individu asal Indonesia enggan mencari layanan kesehatan mental di Jerman. Di samping itu tidak banyak Hausarzt, psikiater atau psikoterapis yang menyediakan layanan dalam bahasa Inggris maupun Indonesia, apalagi di kota kecil.
Terdapat layanan kesehatan mental dalam bahasa Indonesia yang dapat diakses online, misalnya lewat situs konsultasi kesehatan di Indonesia. Layanan ini memang tidak gratis, namun dibayarkan dalam mata uang Rupiah yang lebih terjangkau dibandingkan bila harus membayar dalam Euro. Pasien harus memperhatikan perbedaan waktu antara penyedia layanan di Indonesia dan waktu lokal di Jerman. Perbedaan pengetahuan dan pengalaman tinggal di konteks budaya yang berbeda juga patut diperhatikan. Ada kemungkinan pasien harus banyak menjelaskan kondisi sosial yang dialaminya kepada dokter atau psikoterapis agar diagnosis dan terapi dapat dilakukan dengan efektif.
Masalah kesehatan mental adalah tantangan yang dialami semua orang, termasuk orang Indonesia yang berada di Jerman. Terdapat berbagai jalur untuk mengakses layanan kesehatan mental di Jerman dengan kemudahan dan kesulitannya masing-masing. Hal yang terpenting adalah terus mencoba mengakses layanan tersebut untuk menentukan kesesuaiannya dengan kebutuhan masing-masing. Untuk pertanyaan lanjutan tentang layanan kesehatan mental di Jerman, pembaca dapat mengontak Psychatter lewat e-mail atau pesan di Instagram.